the story of a lady and a young woman

Pomade

Filed under: Emak-General | Tags: | January 6th, 2005
Post

Kemarin hari libur Nasional disini : Independence Day – jadi si Papap dan Cemara otomatis libur. Libur means kudu cari kegiatan selain olahraga, tinggal di kota kecil seperti Mandalay, otak ini kudu kreatip (pake ‘p‘ biar mantep). Kreatip gimana maksudnya ? Kudu kreatip nyiptain kegiatan untuk ngisi hari libur. Okeh (pakai ‘h’ biar mantep), so kegiatannya apa aja?

Salah satu kegiatannya adalah jalan-jalan ke luar masuk toko, biasanya sih toko pakaian yang belum pernah kita kunjungin sebelumnya – Mandalay sedang menggeliat-geliatnya di segi perekonomian, banyak toko baru yang dibuka, mostly sih toko pakaian yang kebanyakan didatangkan dari Thailand atau China. Nggak selalu harus belanja sih, cuma lihat-lihat aja juga sudah seneng. Kebanyakan toko pakaian disini masih men-display barang-barangnya di dalam rak kaca dengan keadaan dilipat tidak digantung. Jadi kalau masuk ke toko pakaian seperti ke warung gitu modelnya, mengingatkan akan deretan toko-toko ketika melewati kota Cianjur.

Terus, hubungannya hari libur, masuk keluar toko sama judul Pomade diatas apa? Okeh, lebih baik tahu dulu, si Pomade, teh naon nya :

Pronunciation: pu’mâd
Definition:
1. [n] hairdressing consisting of a perfumed oil or ointment
2. [v] apply pomade to, of hair

Arti dalam bahasa Indonesia : minyak rambut

Nah, kemarin giliran kita pergi ke Toko Central berdasarkan rekomendasi Jeng Flora yang sebelumnya udah pernah ke toko ini. Lihat sana lihat sini, mereka punya koleksi barang-barang perawatan muka lumayan lengkap juga. Dan, pas lihat bagian hair gel, foam – mata ini tanpa sengaja tertuju ke botol pomade warna hijau. Euleuh-euleuh aya si Pomade euy. Dalam hati bertanya : masih ada yang jual nggak ya, minyak rambut model kaya gini di tanah air? Sementara benak di hati sudah duluan terbang.

Jadi ingat minyak rambut si Opa jaman dulu.
Jadi ingat cerita Perang PRRI dalam buku Almarhum Bapak Mertua, Merah Putih Yang Terkoyak.

Nggak ngerti kenapa kok melihat botol pomade yang sekarang sudah lumayan langka itu dan menemukan kembali kata pomade tiba-tiba benak ini seperti me-rewind memory dengan sendirinya ke masa lalu.

Masa kecil di Pintu Sembilan
Jamannya sekolah dulu waktu kita disuruh nge-rangkum buku-buku sastra seperti: Layar Terkembang, Salah Asuhan, Siti Nurbaya, dan sejenisnya.

Kayanya nggak nyambung banget ya, si Pomade dan Buku Sastra. Eh, lumayan nyambung kok – kalau kita baca buku-buku sastra tersebut diatas, profile pria-pria jaman dulu itu memakai pomade seharum minyak cendana (lihat photo botol pomade diatas yang isinya berwarna putih dengan wewangian sandalwood atau dalam bahasa Indonesia nya cendana).

Wewangian lainnya pada masa itu adalah : Klonyo HS (keterangan: asal kata Cologne atau wewangian merek 4711). Ada juga Klonyo atau yang biasa juga disebut Kolonyet dalam bentuk tissue basah. Mmmh, *garuk kepala* istilah ini jadul (baca: jaman dulu) pisan. Ingat 4711 jadi… *tarik napas* keingat Almarhum Oma yang suka sekali pakai sabun mandi merek 4711.

Ngalor-ngidul banget ya cerita diatas, mungkin sebagian dari kamu yang masih muda-muda agak awam dengan istilah-istilah diatas, tapi sekarang mungkin kalau dengar istilah-istilah tersebut diatas jadi ngerti ya.

Setelah melihat tampilan botol Pomade diatas, rasa yang tinggal di hati adalah rasa rindu Opa di Jakarta, rindu amat sangat akan Almarhum Papa dan Almarhum Bapak Mertua, juga kehangatan lengan, gelak tawa dan canda Almarhumah Oma *sambil berusaha keras membendung air mata agar tidak menetes*.

40 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *