the story of a lady and a young woman

Sanggupkah aku …….

Filed under: Deep inside | Tags: | February 1st, 2006
Post

Tulisan kali ini agak panjang, ingin menyuarakan isi hati seorang ibu yang anak perempuannya sebentar lagi beranjak remaja, semoga bermanfaat untuk yang membacanya.

Hari Rabu minggu lalu Syl dan Papap mengundang salah satu teman teman bekerja di ICRC (Palang Merah Internasional) untuk makan malam bersama, dan masa tugasnya sudah selesai di Mandalay. Kami sekeluarga sudah tinggal di Mandalay kurang lebih 3 tahun, we have seen a lot of ICRC delegations coming and going. Invited to their welcome parties, farewell parties for those who come and go and other social gatherings like the one last week for instance.

Untuk Syl pribadi, setiap ada delegasi (baca : staff baru) ICRC yang baru datang ke Mandalay, senang sekali karena it is so amazing to hear thier stories. Daerah-daerah penempatan mereka sebelum Mandalay yang membuat Syl tertarik untuk mendengarkan pengalaman mereka yang membuat Syl selalu berdecak kagum. Contoh tempat penempatan mereka seperti : Angola, Irak, Kamerun, Peru, Sudan, Afganistan, Columbia, Zimbabwe, Congo, dll.

Malam itu, kami mengundang Joanna untuk makan malam bersama, gadis Portugis yang ditransfer ke Barranquilla, sebuah kota di bagian Utara Columbia, Amerika Selatan. All the best, Girl. Bersamaan dengan Joanna beberapa orang teman satu angkatannya yang berada di negara lain juga mengalami proses transfer dengan tujuan berikutnya: Gaza, Tel Aviv, Nairobi and Kigali (Rwanda). Mmmmh, I believe those parents, especially the mothers of the girls who works for ICRC like Joanna, or the UN, NGOs etc. they must have a strong heart.

Sebuah pertanyaan jujur Syl tujukan ke diri sendiri : Sanggupkah Syl jika suatu hari nanti harus melepas Cemara baik itu untuk mengejar pendidikan atau pun karirnya, misalnya ke tempat yang jauh atau tempat yang rawan bahaya ? Oh… no… please… don’t ……

Mmmh…. coba kita kilas balik bersama. Jaman waktu muda dulu rasanya kepingin sekali bisa cepat mandiri. Kepingin tinggal sendiri. Kepingin membuktikan bahwa lihat nich, Saya sudah besar, I can manage my life. Akhirnya sampai juga harus tinggal sendiri karena harus melanjutkan pendidikan lebih tinggi. One thing for sure, sebenarnya keluarga was-was setengah mati akan keselamatan dan keberadaan kita. The more they said NO, the more we wanted them to give a YES answer. Betul nggak?

Setelah menjadi orang tua, dan sekarang melihat Cemara yang beranjak remaja, rasanya masa itu akan segera tiba. Soon. Sekarang Syl bisa merasakan bagaimana rasa ekstra was-was, ekstra takut, dan ekstra khawatirnya akan segala yang terjadi dengan anak makin dahsyat.

Ya iya lah namanya juga anak. Mungkin orang akan menjawab seperti itu. Tetapi berbeda loh. Waktu Cemara masih kecil, rasa ini belum begitu dahsyat karena hampir di segala hal Cemara tergantung dengan Syl. Sekarang dengan berjalannya waktu, seiring itu juga Cemara semakin mandiri. Nggak sih dirundung rasa takut akan tidak dibutuhkan, tapi Syl memang perlahan harus mulai melepaskan satu per satu jari yang rapat melindungi dirinya selama ini.

Jangankan harus pergi jauh, untuk melepas Cemara ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dimana dia akan pergi dan pulang sendiri ke sekolah naik kendaraan umum. Hu..hu..hu.. sports jantung pastinya : takut diapa-apakan di jalan oleh orang jahat, takut jatuh pas turun dari bis, takut this and that and so on.

Apalagi harus tinggal pisah berbeda kota, oh…. sarapannya teratur nggak? Mmmh….. jangan-jangan nggak makan siang, atau sakit demam karena kehujanan, atau begadang mengerjakan tugas tanpa ada makanan penganjal perut, sendirian pula, duh…. nggak kebayang rasanya.

Angan-angan kami sebagai orang tua bahkan lebih extreme lagi : tinggal bersebelahan dengan Cemara kelak juga ada dibenak kami. Kalau perlu satu halaman berbeda rumah. Sounds too much ya ? I know. But…. begitulah yang ada di benak kami.

Anak adalah titipan Allah. Ini yang selalu harus Syl ingatkan lagi, lagi dan lagi.

Duduk bersama Joanna malam itu, mengingatkan Syl lagi untuk pelan-pelan menerima kenyataan bahwa satu hari nanti our Cemara will embark her future and we as the parents must support her all the way. No matter whether it is going to be hard and difficult (definetely it is not easy…..), we just have to keep on encouraging her to pursue her future. Not the other way around just for the sake of the parents’s desire.

In the meantime, we just have to give a strong fundamental in terms of religious matters, what is good and bad in life and such to her. Dan berdoa agar Cemara selalu diberikan perlindungan dan diberikan yang terbaik. Amin.

Berikut ada kutipan menyentuh untuk yang dapat menjadi renungan:

CHILDREN
by Khalil Gibran

Your children are not your children.

They are the sons and daughters of Life’s longing for itself.

They come through you but not from you,

And though they are with you, yet they belong not to you.

You may give them your love but not your thoughts.

For they have their own thoughts.

You may house their bodies but not their souls,

For their souls dwell in the house of tomorrow, which you cannot visit, not even in your dreams.

You may strive to be like them, but seek not to make them like you.

For life goes not backward nor tarries with yesterday.

You are the bows from which your children as living arrows are sent forth.

The archer sees the mark upon the path of the infinite, and He bends you with His might that His arrows may go swift and far.

Let your bending in the archer’s hand be for gladness;

For even as he loves the arrow that flies, so He loves also the bow that is stable.

33 Responses

Leave a Reply to Luigi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *