the story of a lady and a young woman

Satu Sore Bersama Cemara

Filed under: Deep inside | Tags: | January 25th, 2007
Post

Beberapa hari yang lalu saya didera angin tak diundang, tidak enak badan – dan mungkin juga karena gejala flu yang terasa sedang menghampiri. Sebelumnya Cemara juga dilanda flu yang membuat tubuhnya panas tinggi. Seperti biasa saya tidak bisa menahan diri untuk tidak dekat-dekat dan mengendus-endus Cemara tepatnya, walau dirinya sedang sakit. Mengendus ? Iya, karena saya penggemar fanatik wangi khas rambutnya terutama di bagian tengkuk lehernya. Tanpa bisa dicegah lagi, tentu saya ketularan flu dari Cemara.

Saya sudah mengkonsumsi obat flu andalan bekal dari tanah air, lalu disambung dengan obat dari dokter langganan. Oh ya, hari Selasa kemarin saya bersama-sama dengan dokter langganan kami itu yang merangkap fotografer (beliau ini sudah sepuh, usianya sudah di atas 70 tahun tapi masih energik dan penuh semangat, belum lama ini beliau baru saja kembali dari photo hunting trip ke daratan Cina mendekati kota Tibet).

Sore itu, kami mendapat tugas yang sama yaitu mengabadikan kedatangan Wakil Perdana Menteri Cina di Sedona Hotel Mandalay yang sedang berkunjung ke Myanmar. Dengan tubuh meriang, kami pun berbagi tempat pengambilan, beliau akan mengambil dari sudut kejauhan – satu orang lagi staff beliau di tempat yang dekat dengan turunnya Wakil PM dari mobil, sementara saya harus mengambil di bagian lain. Selesai tugas, beliau pun bersedia membawa pulang tripod saya yang garis horizon nya miring untuk diperbaiki. Thank you, Doc.

Meskipun sudah minum obat, tetap saja saya selalu kepingin dikerok. Untungnya Kaka Cemara yang sudah lumayan mahir mengerok ibunya sedang libur semesteran (Congrats Ka, for the 1st rank again in the class – keep up the good work!). Syarat dari Kaka kalau mau mengeroki ibunya, saya harus nurut saja dengan acara TV yang sedang ditonton di kamarnya.

Sore itu Kaka Cemara sedang menonton film Ice Princess entah untuk keberapa kalinya – meskipun usianya sudah 12 tahun, Cemara masih suka menonton film yang sama lagi, lagi dan lagi, tidak berbeda jauh dengan anak-anak usia 3 tahunan. Sambil dikeroki saya pun mulai banyak bertanya karena tidak menonton film itu dari awal.

Ada satu adegan film Ice Princess yang saya tanyakan ketika sang pemeran utama sedang menyantap makan malam, hanya berdua dengan Ibunya :

Syl : “Kok, papanya ga ada Ka ?”

Kaka Cemara : “Nggak ada. Mamanya itu single mother.”

Syl : “Oh ..”. (dalam hati, berarti si Kaka sudah mengerti arti single mother kali ya)

Kaka Cemara : “Aneh banget kan Ma.”

Syl : “Apanya yang aneh ?”

Kaka Cemara : “Bagaimana ibunya bisa pregnant dan punya anak perempuan itu kalau dia single mother ?”

Syl : *kaget* “Maksud Kaka bagaimana ?”

Kaka Cemara : “Kan mamanya single mother, tapi kok bisa punya anak ? Kan papanya ga ada.”

Syl : “Ngeroknya yang rapet ya, Ka”. *mengalihkan pembicaraan*

Keterangan photo :
Di ambil pada malam Tahun Baru kemarin.
She is far much taller than me now.

9 Responses

Leave a Reply to bril Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *