the story of a lady and a young woman

(Seri #27) : Photo Bercerita

Filed under: The story behind | Tags: | March 17th, 2006
Post


Klik photo untuk ukuran lebih besar

Judul : Colors of Sri Lanka

Dua photo kali ini adalah hasil bidikan pada pertunjukkan sendra tari di atas panggung, ini kali pertama buat Syl mengabadikan stage photo. Kebetulan dapat undangan untuk menyaksikan Sri Lankan Cultural Performance di National Theatre, dalam rangka Hari Nasional Sri Lanka ke-58.

It was a 2.5 hours show, amazing dances, gorgeous colorful costumes and the music was awesome. Malam itu di barisan depan ada Bapak Panglima, Bapak Walikota, Dubes Sri Lanka untuk Myanmar dan Consulate General of China. Mau wara-wiri di depan mereka tuk ambil shot yang bagus, kayanya sungkan secara semuanya klien Hotel tempat Papap kerja. Akhirnya nekat aja, maju ke sisi kiri panggung. Duh, kurang deket! I noticed ada jarak antara panggung dan tembok yang ada di depan deretan VIP. Banyak photographer juga di bibir panggung, cuma mesti loncat ke bawah supaya bisa berdiri di bibir panggung. Dalem juga, kira-kira 1 meter. Untung pakai celana panjang, cuma selop tinggi mau dikemanain?

Mmmmh…. tanya sama satu orang di sana, boleh loncat dan gabung sama photographers yang lain nggak? No ! Katanya. Aduh…. tapi kok mereka boleh…. Akhirnya pindah ke sisi kanan panggung. Dari kejauhan si Papap kayanya udah malu banget lihat istrinya wara-wiri plus ngotot pingin loncat ke bawah supaya bisa ada di bibir panggung. Tanya sama satu orang photographer, boleh loncat nggak ? No ! lagi katanya. Wah… kumaha yeuh….

Tilik punya tilik, diantara para photographer ada guru melukisnya Cemara dulu. Akhirnya boleh loncat sama beliau, selop tinggi Syl taruh di sebelah kanan panggung. 1-2-3…. JUMP! and HOP! Oh my God! dalem juga ternyata, tangan rada sakit pas loncat. Then, I felt that I ain’t young no more. Semangat boleh gegap gempita, but…. ;).

Ambil banyak shots dari bibir panggung. Dan kadang duduk di balik tembok pembatas. Tiba-tiba saja terlintas, Oh my God! gimana naiknya lagi nanti kalau mau balik ke tempat duduk di sebelah Papap ? Gila aja kalau mau manjat gaya barbar, ada Pak Dubes dll nya di barisan depan. I am going to be very obvious…..! Oh no! Dan konsentrasi pun bubar, karena bingung mau manjat baliknya gimana. Syl kira, hanya 1 meteran aja dalemnya panggung, ternyata lebih…. Oh….

Syl cari si Seya (Seya artinya guru laki-laki) guru lukisnya si Kaka Cemara, tanya gimana manjat baliknya. Dia bilang, nanti Saya bantu manggul katanya. Haiyah….. si Seya kan mungil orangnya, sementara Syl segede gini. Makin was-was perasaan. Kumaha nya…. ? Sambil mikir dan deprok’an duduk di balik tembok di depan panggung, Syl lihat ada lorong kecil di bawang panggung. Jadi inget lorong-lorongnya cerita Lima Sekawan jaman dulu. Pasti itu pintu keluar. Akhirnya Syl panggil lagi si Seya, kalau Syl ga mau manjat tapi mau keluar lewat pintu kecil lewat lorong itu. Akhirnya Seya bilang bisa. Horreee…. Jadilah Syl diantar keluar sama Seya lewat lorong berpintu kecil itu, nunduk-nunduk jalannya, naik tangga, tiba-tiba eh, sudah dibalik panggung, turun tangga lagi, naik tangga lagi eh, sudah di pintu masuk National Theatre. Horeee…. Syl masuk lagi, nyeker pula. Nunduk-nunduk ambil selop and off directly I sit next to Papap, duduk manis-manis. From the place where I sit next to Papap, I could see how obvious I was. Malu euy….. Biarlah demi pengalaman pertama mengabadikan photo pertunjukkan panggung.


Klik photo untuk ukuran lebih besar

Di atas beberapa photo panggungnya yang berhasil Syl abadikan, masih harus banyak belajar lagi. Mengabadikan pertunjukkan tari apalagi yang gerakannya cepat, perlu banyak coba fungsi di camera.

Lepas dari tangan yang sakit ketika loncat ke bawah, pengalaman mengambil photo panggungnya mengasyikan, in the meantime enjoy the above pictures.

11 Responses

  • Pingback: Durin

  • Pingback: nin

  • Pingback: ika

  • Pingback: yanti

  • Pingback: HOtma

  • Pingback: Novie

  • Pingback: bril

  • Pingback: Sjamsir Sjarif

  • Pingback: dino

  • Pingback: atta

  • Pingback: Ade

Leave a Reply to nin Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *