the story of a lady and a young woman

Bangun Bersama dari 'Amnesia'

Filed under: Emak-General | Tags: | March 16th, 2005
Post

Sebelumnya mau share dulu ah what has been happening in here. Dari hari Sabtu kemarin sampai hari ini, kota Mandalay, tempat tinggal kami kerap kali dilanda gempa. Last Saturday, it was still around 10 am, lagi duduk di meja makan dan suddenly serangan gempa datang. Lumayan kencang juga serangannya. Nggak lama kemudian sekitar jam 11 siang – gempa lagi, I was in the kitchen – lantai dapur bergetar keras while Cemara yang hanya beberapa meter dari dapur dan lagi les melukis dengan gurunya sampai teriak ketakutan. Hari Minggunya nggak ada apa-apa – aman. Tapi Senin dini hari sekitar jam 3 pagi – gempa lagi, lebih keras dari hari Sabtu. Tempat tidur serasa terkocok-kocok lumayan keras tapi tidak selama dengan gempa bulan Desember kemarin yang menyebabkan tsunami di Aceh. Tidak lama kemudian Cemara datang dari kamarnya, nangis sambil nenteng si Uwis boneka yang selalu tidur bersamanya – ngungsi, nyelip diantara kami berdua – mencari rasa aman. Sepertinya dia trauma sekali setelah lihat tayangan bencana tsunami di TV beberapa waktu yang lalu. Terbayang bagaimana trauma yang tertinggal pada benak anak-anak Aceh yang selamat.

Kemarin, sekitar jam 11 siang, ada gempa lagi walau tidak begitu keras. Sorenya, kota Mandalay yang lagi panas-panasnya (sekitar 35 derajat), tiba-tiba mendung, gelap. I just dropped Cemara at her Karate Class. Angin kencang, petir bersahut-sahutan seperti sudah lama tidak saling tegur sapa. I looked outside the window – gelap dan nggak lama kemudian hujan. Aneh banget – dari panas bisa tiba-tiba hujan deres begitu. Nggak lama kemudian Cemara pulang, dia bilang kalau hujan barusan itu disertai es. Today at quite early in the morning, another earthquake hit Mandalay again. Sepertinya jagat raya sudah tidak berputar dengan sebagaimana mestinya lagi – lindungilah bumi kami ini, ya Allah.

Ok, cerita baru nich sesuai judul diatas ya.

For the last couple of weeks I have been trying to refresh my memory really hard. Sampai kadang-kadang suka senyum-senyum sendiri. Karena diri ini makin pelupa kayanya nich.

What make me so ?

Cerita dimulai ketika back in February kan I managed to get in touch again with couple of my classmate back in SMA Negeri 1, Bogor via Friendster. Dari situ berkembang terus, sampai ada milis kelas 3 fisika 3 dan yang paling gres perkembangannya adalah acara reuni yang akan diadakan tanggal 26 Maret nanti di Bogor – guys, wish to be with you all. Melalui milis ini lah, Syl dan beberapa teman perempuan sekelas yang jumlahnya hanya 9 orang ini – kami bangun bersama dari Amenesia – dramatis banget ya judulnya.

Terakhir duduk bersama di dalam satu kelas, enam belas tahun yang lalu – ya 16 tahun, tentunya bukan masa yang singkat. Rasanya wajar kalau kami ‘menderita Amenesia’ bersama. Dan ever since, then semuanya masing-masing sibuk dengan kuliah dan sebagainya. Sekarang, kami dipertemukan kembali (untuk Syl pribadi) lewat dunia maya. Merajut kembali kenangan masa SMA dulu. For me, one of the best time ever in my life was during this High School period. Meskipun terseok-seok untuk bisa catched up dengan teman-teman yang pintar-pintar (salah banget ambil jurusan A1 – wong otak pas-pasan begini, sementara temen2 lain bisa lulus dengan NEM diatas 50 an ) – I had a lot of fun during high school.

Mia, adalah salah satu teman yang selalu sekelas dari kelas 1 – weekend kemarin pulang ke rumah ortunya di Bogor untuk mencari photo-photo jaman SMA yang akan dishare pas saat reuni nanti. Fortunately, she also found her old diary when she was in high school. Then, the story begins from her diary. She just shared us few things di milis. Tapi Mia, Syl dan Maya : kami bertiga beneran seperti bangun dari tidur yang lelap sekali atau gampangnya baru sembuh dari Amnesia lah.

I just can’t believe of what she said based on what she read in her diary. Sudah barang tentu semuanya fakta lah yaow. Tadi malam, I made Pudding Kopi – time consuming banget bikin pudding ini kudu sabar ngaduk2nya. Sambil aduk-aduk pudding dan vlanya, sambil berusaha keras mengingat-ingat kelakuan Syl di SMA seperti yang Mia dan Maya ceritakan di milis – asli senyum-senyum sendirian jadinya. I just hardly believe them all – masa iya, I was that cruel, bad, mean, iseng, nakal dan sebangsanya? Beberapa hal yang Mia baca di diary nya, yang bikin kami bertiga bangun bersama dari amenesia :

Syl dulu suka ngegangguin adik kelas namanya, Ikhsan kalau lagi upacara – anak baru pindahan dari Jakarta yang cute banget. Seangkatan sama adik Syl nich ternyata si Ikhsan ini. Sebagai kaka kelas, rada-rada sok tua dan senior gitu loh. Si Ikhsan ini sampai bingung mau baris apa mau kabur. Asli, kalau Mia nggak baca di diarynya – mana inget kebengalan jaman dulu. Malu banget deh ah.

Di sekolah ada perayaan agama islam apa gitu – ada ceramah lah pokoknya. Kita kabur ke Jakarta, ke Blok M. Masa iya, Mi? Sekolah di Bogor, mainnya ke Blok M? Kemana kita di Blok M? Naik apa? Naik bis pastinya ya. Ngapain? Jauh amat mainnya. Nggak takut diapa-apain orang? Eh, one thing for sure, jaman 1990 an Jakarta belum seganas sekarang.

Pas liburan kita berlima ke Bandung menurut diarynya Mia. Hah? Masa sih diijinin pergi ke Bandung? Sama si Oma mana boleh pergi. Naik apa? Naik kereta ya, Mi? Asli blank banget ingatan akan hal ini.

Di Bandung nginep di rumah neneknya Maya , she still doesn’t know rumah neneknya yang mana sampai sekarang – karena kedua neneknya tinggal di Bandung. We shared 1 bed dan menurut diarynya Mia, I insisted to sleep in the middle (padahal badan gede banget karena masih menganut aliran remaja sehat bugar alias gendut banget). Walhasil mereka lebih memilih tidur di lantai – and me? Enak-enakan diatas kasur sendirian. Hah? Masak sih Syl seegois itu?

Maya yang tidak pandai berenang yang juga ternyata takut ketinggian dan kedalaman – kalau pelajaran berenang di Milakencana sering Syl tarik-tarik ke tempat dalam. Hu..hu..hu.. I was a mean girl banget. Maafin ya, May .

Nggak terbayang ‘keisengan’ apalagi yang terekam dalam diarynya Mia. Pasti masih banyak lagi yang even worst dan konyol : semuanya too bad to be true but could make me smile, smile and smiles – remembering all those sweet, silly things, but they are all good memories for me.

Kayanya makin kudu giat menulis lagi nich, apa aja yang terjadi dalam keseharian. Thank God, sekarang jaman sudah maju – bisa menulis dengan mudahnya via on line journal, weblog dan sejenisnya – tapi kalau nggak pede untuk bikin on line journal, simply buy yourself a nice diary and start to jot down the things (achievements, fun, embarassing stuff, apa aja deh) in your life. Rasanya tidak ada kata terlambat, betul nggak? Cemara has started since 2 years ago – actully she has a lot of diaries, I will make sure : considering Papap’s job assignment yang pindah-pindah terus semuanya will go everywhere she goes. I even collect every single drawing / writings she made even on a small piece of papers. One day I will compile everyhings including the newspapers and magazine I had with me at the hospital while waiting for the labor – hari kelahiran dia, plus her first sport shoes – as a surprise present when she turns 21 or before she gets married. Insya Allah. Amin.

One day, after so many years – it is defintely a nice thing to do : reading it all like Mia did. Don’t you think so? Or kamu termasuk orang yang termasuk dalam aliran what ever happened sudah lah – don’t look back.

The choice is yours.

By the way, do you have the same feeling with me? That high school period was one of the best time ever?

——————

Keterangan photo kelas :
Syl : ?
Silakan tebak-tebak buah manggis.

38 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *