the story of a lady and a young woman

Cita-cita

Filed under: Emak-General | Tags: | October 18th, 2004
Post

Apa cita-cita kamu waktu masih kecil dulu?

Syl pertama kali punya cita-cita menjadi tukang jual jamu. Bukan tukang jamu gendong, tapi penjual jamu di pasar. Cita-cita ini terlintas karena sering membeli jamu di Pasar Mayestik untuk Oma, ibu dari Mama yang mengindap penyakit kencing manis. Satu hal yang sering Syl alami adalah pemberian segelas air beras kencur sebagai hadiah, karena Ibu penjual jamu sudah kenal dengan Syl. Inilah latar belakang cita-cita pertama Syl waktu kecil – menjadi tukang jual jamu di pasar. Sering kali Syl minta dibelikan sepuhan bubuk aneka warna sama Oma, kalau lagi ke pasar dekat rumah. Setiba di rumah, botol-botol bekas syrup dan kecap pun menjadi sasaran sebagai wadah air yang sudah diberi sepuhan – khyalan akan aneka macam jamu yang kerap di lihat di pasar.

Sejalan dengan waktu, cita-cita Syl kecil pun beralih – kali ini masih dikarenakan keseringan melakukan sesuatu hal secara terus menerus. Satu cita-cita baru yang terbersit dibenak adalah menjadi Mbak-mbak yang suka menerima resep di apotik. Setelah membolak-balik lembaran berbagai macam obat dan menghitung biaya atas resep yang harus ditebus – baru kemudian diberikan kepada Apoteker untuk diracik. Syl kecil waktu itu sering ikut menebus obat untuk Oma di Apotik Senayan – sambil menunggu obat diracik biasanya waktu menunggu diisi dengan membaca buku pinjaman dari Mamang yang menggelar majalah dagangan. Setelah obat selesai, sebutir vitamin C kerap menjadi hadiah untuk Syl kecil waktu itu. Di rumah, kotak obat yang digantung di tembok, menjadi mainan seolah-olah menjadi si Mbak-mbak di apotik.

Sejak masa itu, rasanya Syl tidak punya cita-cita lagi. Sampai tiba saatnya duduk di bangku SMA (SMAN I, Bogor – Hello, to all the Alumnis!) saat harus memilih jurusan (A1, A2, A3) yang pada waktu itu sedikit banyak dipengaruhi akan cita-cita yang akan diraih kelak. Dan jurusan A1 pun menjadi pilihan. Di tengah kesibukan dengan pelajaran tambahan yang padat diluar jam sekolah, terlintas sebuat cita-cita untuk menjadi seorang Arsitek. Dengan langkah pasti jurusan Arsitektur pun dipilih pada saat mendaftarkan diri untuk mengikuti Sipenmaru. Sayangnya cita-cita ini kandas, karena Syl tidak lulus Sipenmaru. Bak layangan putus, tidak ada minat untuk sekolah lagi pada waktu itu. Kecewa. Cita-cita tidak kesampaian. Sampai akhirnya Syl harus melanjutkan pendidikan di luar negeri dan kembali ke tanah air di penghujung tahun 1990 dengan memulai karir di bidang perhotelan di awal tahun 1991 sampai di penghujung tahun 2000. Dalam kurun waktu 10 tahun, Syl menjalani dunia kerja yang jauh dari cita-cita yang diimpikan tapi sangat mengasyikan.

Sejak berhenti bekerja sampai sekarang, menjadi seorang ibu rumah tangga tidak pernah terbersit sekali pun. Jenis pekerjaan yang harus ditulis pada kolum pekerjaan disetiap formulir apa pun – occupation/pekerjaan: i b u r u m a h t a n g g a – untuk pertama kalinya terasa sangat janggal pada waktu itu. Tapi dengan sejalannya waktu, Syl menikmati pekerjaan ini yang kesehariannya mengingatkan akan buku pelajaran bahasa Indonesia dalam pelajaran membaca pertama kali dulu.

ini budi.
ini ibu budi.
ini bapak budi.

ibu pergi ke pasar.
ibu sedang memasak di dapur.

Ya, keseharian yang mirip dengan keseharian ibu Budi dalam buku pelajaran membaca itu. (Ingin rasanya bisa mendapatkan buku ini kembali).

My adorable, CemaraMasih membahas seputar cita-cita. Kali ini mau menceritakan jenis cita-cita Cemara. Sama seperti Syl, Cemara mempunyai beberapa cita-cita dengan sejalannya waktu. Dan sepertinya, cita-cita yang ada di benaknya berlatar belakang dengan beberapa hal yang kerap dia lihat dan alami.

Cita-cita pertama Cemara adalah menjadi guru taman kanak-kanak. Cita-cita ini dipilihnya karena pada waktu itu dia sangat menikmati masa menjadi murid playgroup di Makassar dan taman kanak-kanak di Bali. Di benak Cemara kecil – guru adalah segalanya. Cita-cita menjadi seorang guru taman kanak-kanak pun berubah menjadi dokter gigi khusus untuk anak-anak. Ini terjadi ketika gigi susu Cemara mulai tanggal dan harus dengan teratur pergi mengunjungi dokter giginya di Bali yang ramah, sabar dan cantik. Tidak lama kemudian, cita-cita baru pun muncul, yaitu menjadi seorang perancang pakaian atau designer pakaian. Cita-cita ini dilatar belakangi kegemarannya akan baju-baju cantik boneka Barbienya. Cemara sangat pandai menggambar aneka pakaian malam jenis panjang untuk boneka Barbienya.

Sekarang ini, di usianya yang ke 10 tahun – Cemara yang belakangan ini nagging, untuk dicarikan Ular Boa sebagai binatang peliharannya kembali mempunyai cita-cita baru, kali ini kelak dia ingin sekali bekerja di Kebun Binatang. Syl pernah bertanya, kira-kira pekerjaan mana yang akan dia pilih diantara bekerja di Kebun Binatang atau bekerja di belakang meja dengan pakaian bagus, ‘ketak-ketik’ di belakang komputer dan ‘tulis-tulis’ begitu istilahnya dia. Dia lebih memilih untuk bekerja di Kebun Binatang yang sepertinya dilatari oleh seringnya dia melihat tayangan di Channel National Geographic(She is even willing to be the assistant of Dr. Brady Barr). Apapun cita-cita mu, Nak – Insya Allah, Papap dan Mama diberikan kemampuan oleh-Nya and will support you in every way.

Begitulah cita-cita dari 2 anggota Keluarga Cemara.
Bagaimana dengan perjalanan cita-cita kamu?
Apakah pekerjaan yang dilakoni sekarang sesuai dengan cita-cita kamu dulu?

31 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *