the story of a lady and a young woman

Liburan : Bali-Singapore-Yangon-Mandalay (Tamat)

Filed under: Emak, Emak-Uncategorized | Tags: | June 7th, 2005
Post

Photo diatas diambil pas di sore terakhir di Bali, seharian wara-wiri ke Petitenget – Denpasar – Petitenget, 2 kali pula karena sesuatu dan lain hal yang harus diurus – serasa jadi supir pribadi si Papap hari itu. Bener-bener hari terakhir yang padet, mana belum packing dan baru engeh juga kalau memory card camera yang sudah penuh jatuh, raib, hilang entah kemana. Memory card yang ada di dalam camera kecil banget kapasitas, jadi memutuskan ke Discovery Mall lagi untuk beli memory card yang baru karena malemnya mau BBQ an di Villa plus masih mau ke Singapore lagi for 2 days. Pas mau pulang ke Petitenget, senja yang ada di Kuta seperti diatas. Enjoy!

Sambung lagi ah cerita liburannya, lumayan masih ada beberapa cerita selama di Bali nich yang semuanya masih segar dan hangat dalam ingatan.

  • Papap sempat main drum di Wet Cafe, nge-jamm sama band yang lagi manggung di cafe itu. Lokasi : Wet Cafe pas di depan Discovery Mall. Kita lagi ke Discovery Mall banyakan sama temen-temen dan adiknya Papap dan misah-misah, karena yang satu mau ke sini yang lain mau ke situ. Syl ditemenin sama Alaya – belanja di Gramedia. Akhirnya ngumpul di Starbucks dan pas cari-cari si Papap, ternyata lagi menabuh drum di Wet Cafe. Syl cuma lihat dari seberang jalan aja karena cafenya terbuka interiornya dan penuh juga : Papap looked so busy behind the drums and enjoying his time there.
  • My cousin, Isye dan Bona suaminya plus anak-anak came over to Bali and stayed di Hard Rock Hotel Bali – lumayan deket dan bisa jalan kaki ke Harris Resort Kuta tempat kita tinggal . It was good to meet her again with her husband and kids (Hi, Misya, Shila and Christo). Cemara senengnya minta ampun kumpul kembali dengan 3 orang sepupunya ini.
  • Cemara joined my cousin, Isye and fam untuk ikut tour. Sementara Syl entertained Ibu mertua. They went to see Barong Dance performance, Bali Bird Park, Monkey Forest and had lunch di Ubud. Pulangnya anak-anak berenang poolnya Hard Rock Hotel Bali, they enjoyed the pool to the most.
  • Sementara anak-anak berenang dan dijagain sama Bona, Syl dan Isye strolled around Legian Street setelah gagal mau spa di Hard Rock Hotel Bali, muahal tenan – sayang uangnya euy. Syl dan Isye grew up together nich dari kecil meskipun beliau 2 tahun lebih tua. Jadi jaman dulu juga sudah lumayan sering ke Bali sama-sama dari kecil sampai kita kuliah ya, Sye. Rasanya terakhir bisa strolled around the streets in Bali duaan was yeaaarsss ago, dan hari itu kesampean lagi jalan duaan strolled around the streets in Bali. It was awsome! Window shopping, belanja dikit-dikit buat anak-anak dan oleh-oleh, chit-chat ngalor ngidul, we smiled, we laughed, for me it was just like a dream – walking together with her again, and it was in Bali, nggak direncanain banget, but it happened. Surprise! Kejutan memang selalu menyenangkan ya. Soalnya Isye ini super sibuk banget dengan kerjaannya yang full time dan juga part time nge-dosen di Fakultas Psikologi – Universitas Indonesia plus usaha sampingan bisnis-bisnisnya. Kalau pas Syl di Bogor rada sulit gitu loh untuk bisa jalan duaan aja. Sye, I enjoyed our time in Bali so much.
  • Akhirnya setelah capek jalan kita mampir untuk Foot Reflexiology di daerah Legian. Sambil dipijit sambil ngobrol lagi, ngegossipin temen-temen beliau yang Syl kenal. Chit-chat ngalor – ngidul, nggak habis-habis karena hanya bisa ketemuan setahun sekali. Sye, kalau inga pa ngana rasanya kita mau angkat koper ke airport – I still miss you, our time in Bali wasn’t enough.
  • Cemara had her hair braided as seen on the picture above di Discovery Mall, just 2 days before we left Bali. Dulu waktu kecil juga pernah dikepang seperti itu pas sepupunya juga pas datang ke Bali. Rupanya masih kepingin, walau kalau bobo rada repot tuh seperti yang terlihat di photo sebelah kanan.
  • We went to Richard Meyer Gallery di Petitenget, Gallery yang menjual photo-photo vintage jaman dulu. Vintage beneran loh, nggak di olah digital dulu gitu di Photoshop. Sang owner ini kalau hunting photo-photo tua sampai ke pelosok-pelosok tanah air. Recommended banget kalau mau melihat sesuatu yang berbeda di Bali. I love it – Indonesia was definetely more peaceful in the pictures I saw there.
  • Went for Hotels inspection (3 Hotel), dampingin Bona, suaminya Isye yang akan punya coming event cukup besar untuk perusahaannya. Pertama-tama kita ke Conrad Bali Resort and Spa (see the picture above). Tahun lalu juga sempat mampir, kemarin pas ke sana lagi garden nya sudah jadi – makin cantik. Tapi tetap mahal euy harga kamarnya. Kalau mau ke Bali dan budget liburannya quite ample, disarankan untuk coba Resort yang satu ini. Dijamin bakalan jadi one of the unforgetable holiday you have in Bali.
  • Kemudian kita ke Melia Bali Villas and Spa Resort. Hotel ini sudah cukup lama berdirinya dulu dikenal dengan nama Bali Sol. When me and Isye masih smp atau sma gitu pernah juga nich nginep disini. Jadi pas kemarin ke sana lagi, wow! napak tilas ya, Sye. The garden is the most beautiful one I must say. Gardennya sudah jadi, matured, maintained, indah, rimbun, sejuk, you named it deh pokoknya dan being there you feel like somewhere di mana gitu. I love the garden the most dan meski sudah tua tapi maintenance nya bagus banget.
  • Terakhir mampir ke The Westin Resort Nusa Dua Bali, duh pas sampe sini udah teler, capek juga karena inspeksinya banyakan euy bareng sama anak-anak juga. Tapi yang paling cihuy dari property yang satu ini adalah : Fitness Center nya, nggak besar nggak juga kecil, pas deh pokoknya dengan alat-alat fitness yang canggih-canggih itu. Kayanya Fitness Center nya ada hubungannya apa gitu dengan Reebok. Pokoknya mantep abis Fitness Center nya.
  • Pas malam sebelum berangkat ke Jakarta dan Bogor, ticket sudah ditangan pula – Cemara bak mainan yang battery nya soak. Diem aja, I was busy packing mana yang mau ditinggal di Hotel mana yang mau dibawa ke Jakarta dan Bogor. Syl pegang telapak tangannya panas. Dia sudah tahu kalau besoknya kita akan travel ke Jakarta dan Bogor sebelum akhirnya kembali lagi ke Bali untuk melanjutkan perjalanan pulang. Dia juga tahu kalau dia sakit, pasti panjang urusannya. Tapi kan yang namanya sakit nggak bisa disembuyiin, kelihatan lemes banget. Makin malam suhu tubuhnya makin tinggi. Tapi tetap aja dia nggak mau bilang mana yang sakit, cuma bilang pusing. Malam itu juga kita larikan dia ke Denpasar ke Gawat Darurat Rumah Sakit Surya Husada.

    Di rumah sakit baru dia ngaku pas ditanya sama dokter kalau perutnya sakit, mual, dan buang air nya agak cair. Dia nggak ngomong tuh sama sekali ke Syl, cuma bilang pusing aja (takut banget kalau ketahuan sakit bisa nggak boleh pergi ke Jakarta). Dokter bilang juga karena heat stroke, namanya juga liburan jadi dia main terus lah sehari-harinya apalagi pas sepupu-sepupunya datang dari Bogor. Tapi yang paling really hit her adalah asupan makanan. Sehari-harinya selama setahun kan boleh dibilang dia cuma maem masakan rumah, nah selama liburan kemarin maem makanan di luar terus, jadilah pencernaannya terganggu dan panasnya tinggi banget.

    Akhirnya Papap memutuskan besok kita nggak boleh pergi. I was so sad, both of us were sad karena nggak bisa ke Jakarta dan ke Bogor. Nggak bisa ke rumah di Bogor. Nggak bisa ketemu keluarga di Jakarta dan Bogor. Tapi kalau mau dipaksakan dan nanti Cemara makin parah, ini yang Papap hindari, perjalanan kita masih jauh. So the next day, Papap went to Jakarta alone while Syl dan Cemara tetap di Bali. Cemara istirahat, Syl ya baca-baca aja di Hotel nemenin dia sekalian urus reimburse ticket yang baru sehari sebelumnya dibeli. Kecewa, tapi sudahlah daripada nanti terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan dengan Cemara.

  • Last minute shopping : Di Gramedia (lagi). Pertama kali ke Gramedia udah ‘lapar’ banget – banyak sekali yang rasanya kepingin diangkut disamping beberapa referensi dari teman mengenai buku-buku tertentu. Alaya sempat nge-brief Syl buku-buku asyik dan at the last minute shopping masih ngangkut beberapa buku lagi. Sekarang lagi punya banyak banget bacaan mulai dari buku, majalah, buku panduan. Berikut beberapa buku yang Syl boyong ke Mandalay :
  • Ayat-Ayat Cinta nya Habiburrahman El Shirazy, rekomendasinya Bu Hani. Buku ini : i n d a h ! Tentang berbagai macam makna hidup, cinta, kasih sayang, dalam batas-batas agama – dalam sudut pandang yang berbeda disampaikan dengan begitu indah oleh penulis muda ini. Syl rekomendasikan sekali untuk membeli buku ini. Bu Hani, I am enjoying the book so much, takut habis – tiap malam Syl sayang-sayang bacanya – kadang diulang-ulang.
  • Subject Re nya Novita Estiti
  • Eituze nya Danni Junus
  • Jakarta Kafe nya Tatyana, rekomendasinya Bunda Neenoy
  • Bisik-Bisik nya Reda Gaudiamo, juga rekomendasinya Bunda Neenoy
  • Kok Putusin Gue? nya Ninit Yunita
  • Gege Mengejar Cinta nya Adhitya Mulya
  • Puing nya Bayik, Thank you Bay, for the book.
  • Kambing Jantan nya Raditya Dika
  • Sihir Cinta nya Miranda
  • The Un(Reality) Show nya Clara Ng, my favourite writer
  • Discovery Mall : Mall baru yang terletak di kawasan Kuta, strategis banget letaknya walau kadang kalau malam minggu kawasan kuta jadi macet sejak dibukanya mall ini. Bagian depan berada di jalan Kartika Plaza, bagian belakangnya is the beautiful Pantai Kuta. My sunset pictures di postingan kali ini dan sebelumnya diambil dari bagian belakang Mall ini. Nah, tempat nongkrong yang paling asyik di Mall ini adalah : The Atmosphere Resort Cafe dan Bali Colada. Ada juga Resto Jepang Pucca Bento, mirip dengan Hoka-Hoka Bento. Hei, di Resto ini Syl berhasil mendapatkan info bentuk rumput laut yang biasa dimasak dalam Miso Soup, sup kesukaannya Cemara. Ternyata bentuknya kering, I managed to get them too di Club Store untuk dibawa kesini. Thank you thank you berat ke koki masaknya.
  • Sempet mampir juga for a quick afternoon snack di Le Bake Shop, punya ex boss nya Papap waktu di Jakarta Hilton International – untuk said hello to her dan seneng banget bisa ketemuan lagi. Mmmh, napak tilas banget ya kalau dipikir-pikir trip kita kalau ke Bali.
  • Martabak Manis / Terang Bulan : Mmmh, …. yummy yummy – hari-hari terakhir di Bali hampir setiap malam beli Martabak Manis atau yang juga biasa disebut Terang Bulan. Ya yang keju, yang campur, yang tipis kering.
  • Pindah ke Villa Kecapi di Petitenget : 3 Malam 4 hari terakhir di Bali kami memenuhi undangan teman yang mempunyai Villa Kecapi ini. Ibu dan Bapak Cipta, terima kasih banyak untuk hospitality nya during our stay – it was awsome dan a memorable one. Terima kasih juga to fullfil my dream – untuk bisa bobo di atas tempat tidur yang berkelambu – what a simple dream I had ya, Bu. Villa Kecapihas 2 and 3 bedrooms type of Villa, with private swimming pool, private butler, tv with all international channels, DVD player, stereo, open air bathroom – jadi bisa rendeman sambil lihat bintang gitu, nyantai dengan music, candle dan a nice fresh fruit juice. What a holiday! – untuk lebih jelasnya mengenai layout dan informasi lebih lanjut silakan visit Villa Kecapi. Furthermore, untuk yang berminat investasi di bidang property di Bali, Ibu dan Bapak Cipta juga sedang membangun 8 unit lagi di lokasi yang tidak jauh dari Villa Kecapi ini dengan luas per unit antara 350 – 400 meter persegi – simply drop them an email di website nya.
  • BBQ Party : Malam terakhir Ibu dan Bapak Cipta menyelenggarakan makan malam BBQ, where we could invite some of our friends to come over to the Villa. We invited some friends including Alaya, it was a great night indeed, what a lovely evening we had before we left Bali for Singapore the next day. Once again, Ibu dan Bapak Cipta – thank you very much for your hospitality. Stay in touch and looking forward to seeing you again, soon ;).
  • Akhirnya tiba deh waktunya kita ninggalin Bali, ke airport masih nyetir sendiri. Disana baru deh mobil sewaan kita pindah tangan ke adiknya Papap untuk dikembalikan. Jezzy Atan, my friend juga sudah nunggu di airport, ketemuan terakhir sebelum kita berangkat. Ruma teman yang bekerja di Singapore Airlines juga sudah ada, Papap checked in dibantu sama Ruma biar lancar karean Papap beli beberapa barang buat keperluan Hotel. Ngobrol lagi sama Jezz dan Ruma sampai lama, sampai mentok mau boarding, padahal Ruma sudah ngajak kita untuk masuk ke Executive Lounge. But, we prefered untuk ngobrol aja di luar sampai waktunya tiba untuk boarding. Hu..hu..hu.. finally we had to leave Bali. Ruma antar kita sampai ke mulut pesawat. Thank you berat ya for all your assistance.

    Di pesawat I slept, terbangun aja pas turbulence lumayan juga goyangannya. Finally sampai di Singapore. Luggages semua kita tinggal di Left Baggage Airport, cuma bawa 2 luggages aja ke Carlton Hotel Singapore tempat kita tinggal for 2 nights sebelum melanjutkan perjalanan ke Yangon. Hotelnya deket ke Head Office nya Papap, deket juga ke Rumah Sakit, dan ke shopping mall yang ada di daerah Bugis Junction. Karena sudah nggak kepingin shopping, akhirnya kita memutuskan untuk ke toko buku aja lagi for Cemara’s need dan ke Ikea untuk cuci mata, tapi tetep aja akhirnya bebelian juga plus Papap beli beberapa item lagi untuk keperluan Hotel.

    On our last night kita ketemuan lagi dengan Bunda Embun Pagi untuk menyerahkan titipan dari ortunya dan Alaya. We went out again to the 24 hours Coffee Club the one near Paragon. We had great time, good laughs and went back to the Hotel – continued our chit-chat.

    The next day we went to the airport to continue our journey to Yangon by Silk Air. Met Flora my buddy, my neighbour here in Mandalay at the Departure Lounge since she had connection flight from Jakarta to Yangon. Arrived in Yangon, the heat blushed our cheecks – we had 3 hours before our next flight to Mandalay by Air Mandalay. We went to Sedona Hotel Yangon for rest and quick snacks. Baru deh akhirnya balik lagi ke airport, check in dan finally reached Mandalay.

    Home, we finally arrived home.

    27 Responses

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *