the story of a lady and a young woman

Kasih

Filed under: Deep inside | Tags: | December 19th, 2005
Post


Minggu lalu Syl memenuhi undangan makan malam pasca pemilihan Ms. Mingalar Beauty Contest, sejenis ajang pemilihan Putri-putri-an kalau di tanah air. Harus diakui, acara pemilihan yang diselenggarakan sehari sebelumnya itu memang professional sekali. Pokoknya keren lah in overall. Papap diminta untuk menjadi salah satu jurinya dan unggulan si Papap ternyata jadi pemenangnya. The winner is so tall and the smiles is so cute. Kurus? sudah pasti. I wonder whether this girl eats 3 times a day, karena badannya kaya mannequin – dijamin segala jenis baju yang dipakai akan terlihat bagus semua on her. While untuk Syl kalau harus memilih baju banyak sekali pakemnya, dimulai dari bentuk leher yang V-shape, plus minimal agak gombrong sedikit untuk menutupi lemak yang kedatangannya bak tamu tak diundang itu, yang ngusirnya juga susah banget walau sudah olahraga jungkir balik he..he..he…

Setelah acara pemilihan, besoknya ada acara makan malam. Undangannya banyak juga, Syl dan Papap yang datangnya telat sedikit, kebagian meja di belakang – enak juga sih, gampang pulang kalau ngantuk, karena kemarinnya acara selesai jam setengah satu pagi yang bikin badan lemes seharian besoknya. Setelah sambutan, pemberian hadiah dari para sponsor – makan malam pun disajikan ke meja makannya bundar dengan 10 kursi setiap mejanya. Setiap macam masakan diantar dan diletakan di tengah meja, jadi kita tinggal ambil-ambil aja.

Kami duduk satu meja dengan 2 orang teman dekat yang juga tamu undangan malam itu dan 4 orang lokal yang kami tidak kenal. Satu hal yang mencuri perhatian Syl dari 4 orang ini, seorang anak laki-laki yang menemani ibunya yang sudah sepuh. Si anak udah besar, kira-kira 23 an gitu umurnya. Di meja juga tersedia aneka soft drinks, dengan sopan dan penuh hormat dia tanya ibunya, kira-kira mau minum yang mana. Setiap masakan yang datang, dia akan dengan penuh kasih menerangkan ke ibunya: “Itu udang ditumis/ikan goreng pedas manis, Ibu mau?”. Kalau si Ibu mengangguk, si anak akan mengambilkan untuk ibunya. Begitu seterusnya. Satu saat napkin si ibu jatuh – diambilkannya, dan ditaruh lagi manis-manis di pangkuan ibunya. Sesekali dia akan cek apa mangkuk ibunya sudah habis. Kalau bibir ibunya belepotan, juga diingatkan untuk dibersihkan.

Duh… terenyuh banget Syl lihat si anak ini, begitu santun, penuh kasih dan hormat kepada ibunya. Kalau melihat anak perempuan dengan attitude seperti di atas kepada ibunya di muka umum sudah biasa rasanya, kalau anak laki-laki rasanya agak langka untuk dilihat bagi Syl.

This country has taught me so many things in life in its on way.

16 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *