the story of a lady and a young woman

Coretan Pertama di 2006

Filed under: Emak-General | Tags: | January 7th, 2006
Post

Tahun baru
Semangat baru
Semoga segala sesuatunya menjadi lebih baik untuk kita semua.
Amin.

Kesibukan sehari-hari yang makin padat membuat blog ini agak terbengkalai. Kepingin banget menulis tapi ada aja yang harus lebih diutamakan. Finally, today I could sit down quitely to ‘ketak-ketik-ketuk’ in front of the computer. Hal terbaru yang paling menyita waktu adalah mengulang pelajaran – kayanya makin sepuh, hal-hal baru makin sulit melekat di kepala. Tapi konon kabar, justru dengan belajar hal-hal baru akan menunda penuaan dini ;). Amin. Since, I am entering the road to The Club 40’s.

Selain ngulang-ngulang pelajaran, diselingi buat PR – lagi sering diketawain juga sama anak, since her mom spends more time studying than a student like her ;). Belum lagi coba-coba resep baru dari milis NCC yang so inspiring – ini yang paling mengasyikan, photo huntingyes, i have to go out more and more, capture Mandalay as much as I can. Sekarang lagi bantu Cemara mengerjakan Science Project nya dari sekolah, juga lagi senang mayet baju/celana, plus olahraga di setiap akhir pekan yang menyita waktu di luar rumah dan masih banyak lagi yang lain.

On top of that, tentunya ada pekerjaan tetap keseharian Ibu Rumah Tangga yang melekat sesuai profesi Syl. Ditambah keadaan yang merantau pula, dimana semuanya dikerjakan sendiri – terutama di dapur. Pekerjaan yang tidak ada habisnya mulai dari buka mata di pagi hari,sampai nanti waktunya isirahat di malam hari. Setelah mandi dan merebahkan tubuh di atas tempat tidur baru deh terasa, how hectic my day was – badan rasanya pegel, krek-krek begitulah bunyinya kalau strecthing. Ditambah lagi minggu depan ada tambahan les, mudah-mudahan dalam kurun waktu 3 bulan Syl bisa fasih berkomunikasi dalam bahasa Burmese/Myanmar. Perjalanan ke pasar akan semakin menyenangkan karena dapat berkomunikasi dengan jelas, karena selama ini bahasa tubuh lebih mendominasi percakapan dengan ibu-ibu penjual sayur di pasar ;).

Bicara mengenai Burmese, ada photo penyanyi Myanmar terkenal yang berhasil Syl bidik di Acara Malam Pergantian Tahun kemarin ini. Sekelas Ariel Peter Pan lah kalau di tanah air. Kebetulan si ‘Ariel’ ini mengisi acara malam tahun baru di tempat Papap bekerja. Jadilah Syl dengan leluasa bisa photo bareng, boleh photo close-up, bisa juga naik ke atas stage yang floating di atas kolam renang pas ‘Ariel’ nyanyi untuk merekam aksi panggungnya.

R. Zarni. Begitulah nama penyanyi di atas, entah nama asli atau nama bekennya – karena namanya mirip nama orang Indonesia ya. Suaranya mantap, empuk-empuk gimana gitu, humble, ramah, tidak sombong dan berusaha untuk dapat berkomunikasi ketika Syl tanya macam-macam ke beliau dengan bahasa Inggrisnya yang terbata-bata. Syl bertemu lagi dengan rombongannya Mas Zarni keesokan harinya, terlihat sekali kalau istrinya yang cantik bangga sekali dengan suaminya yang berhasil di industri tarik suara Myanmar.

Hey, let me give you a tip! Untuk yang lagi merantau sama seperti Syl dan keluarga dan ingin menikmati pertunjukan musik yang menampilkan penyanyi dari negara tempat kamu merantau, apalagi kalau nggak ngerti bahasanya seperti kami sekeluarga. Dianjurkan untuk membeli CD/Kaset penyanyi tersebut terlebih dahulu beberapa hari sebelum hari H lah kira-kira. Belilah CD/Kaset Album The Best dari lagu-lagu hits. Putar CD/Kaset nya di rumah, supaya pas hari H kita mudeng dan dapat menikmati pertunjukan musiknya. Biar tidak mengerti but, at least familiar gitu di telinga lagu-lagu yang dinyanyikan penyanyinya.

Hampir segala jenis hiburan di Mandalay, kota kecil nan mungil tempat kami sekeluarga merantau, tidak lah mudah di dapat. Sekali ada keriaan seperti acara pertunjukan musik lokal Syl pun sekarang ikutan senang. Mula-mulanya pasti akan kepentok dengan faktor tidak mengerti lagu-lagunya, tapi dengan tip di atas sekarang dapat diatasi – to enjoy more of our stay in Mandalay. Segala sesuatunya harus dibuat mudah dan indah, betul tidak?

Papap aka suami juga berhasil memintakan tanda tangan Zarni di cover CD yang kami beli. Sebagai kenang-kenangan manis suatu hari nanti, ketika kami sekeluarga harus kembali ke tanah air. Roaming around in Bogor while listening to Zarnis’ songs. Wow…. dijamin air mata Syl akan ngucur, ingat akan those good times we have spent in Myanmar.

Life is too beautiful jika kita hanya meratapi kekurangan dalam hidup. World ain’t perfect. Akhirnya hanya akan selalu menelan rasa kecewa.

At the moment, we are trying to add more Myanmar singer CDs into our collection.

16 Responses

  • Pingback: Lisa Hermanto

  • Pingback: anita

  • Pingback: nug

  • Pingback: nin

  • Pingback: neenoy

  • Pingback: yanti

  • Pingback: Mamanya Ben

  • Pingback: ika

  • Pingback: Durin

  • Pingback: nyi2

  • Pingback: rani

  • Pingback: Tira

  • Pingback: astri

  • Pingback: atta

  • Pingback: Rika

  • Pingback: nda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *