the story of a lady and a young woman

Laughter, Best Medicine

Filed under: Emak-General | Tags: | January 17th, 2005
Post


Smiling Mingun Women
October, 2004 – Mingun, Mandalay, Myanmar

Rasanya pernah baca judul yang sama dimana gitu ya? Laughter, Best Medicine adalah salah satu section dari majalah Reader’s Digest. Salah satu section yang bisa bikin kita senyum-senyum sendiri bahkan terbahak-bahak.

Percaya nggak kalau tertawa bisa menjadi obat (*dalam arti yang luas*)yang sangat mujarab? I do.

Ada sebuah pengalaman pribadi ketika salah satu anggota keluarga mengalami koma selama 1 bulan karena serangan stroke dan kembali siuman dengan kondisi yang tidak sepenuhnya normal – meladeni dengan kasih sayang terutama dari orang-orange terdekat dalam keluarga serta candaan-candaan yang memancing gelak tawa adalah salah satu obat juga dan ternyata sangat ampuh.

Mmmh, bicara mengenai keluarga – again, jadi ingat Almarhumah Oma yang boleh dikatakan memiliki sifat keisengan yang amat sangat tinggi dan hari-hari kami dulu penuh dengan candanya. Jaman dulu ketika masih duduk di bangku SMA di Bogor dan kebagian sekolah siang, setiap pulang sekolah hari sudah menjelang magrib. Masa itu lagi musim cerita ‘Mak Lampir’ yang biasa kami dengar dari radio. Pulang sekolah, bersama adik dan sepupu-sepupu lainnya (*sepupu-sepupu yang kalau nggak dijemput ortunya nggak mau pulang ke rumah masing-masing*) yang seumuran (*kami semua ada ber-5 – 4 diantaranya sekolah di SMA yang sama*) – pulang sekolah bukannya langsung mandi, tapi ngumpul nge-riung di kamar si Oma untuk dengerin cerita ‘Mak Lampir‘. Seru banget ceritanya, takut-takut, penasaran gimana gitu.

Setelah satu jam, acara ‘Mak Lampir‘ pun selesai – kerumunan kami di kamar si Oma pun bubar. Nah, biasanya keisengan si Oma suka kambuh kalau habis bubaran denger radio bersama. Biasanya kita akan rebutan untuk pakai kamar mandi, padahal ada 2 kamar mandi – tapi semuanya mau mandi di kamar mandi si Oma karena sabun dan shampoonya si Oma kan macam-macam tuh jenisnya. Tibalah akhirnya giliran untuk mandi *masih penuh perasaan takut yang amat hebat efek Mak Lampir* sambil mandi masih terbayang cerita yang baru didengar di radio. Tiba-tiba, lampu kamar mandi mati tapi masih ada sinar sedikit dari lampu teras luar yang masuk dari lubang angin *super panik dan takut* dan dari sela-sela lubang angin muncul ranting pohon berdaun yang goyang-goyang sambil mengeluarkan suara seram. Tanpa pikir dua kali lagi – langsung ambil handuk, lari keluar kamar mandi dengan badan penuh sabun. Whooaaa…. pas keluar kamar mandi semua sepupu lagi pada tertawa pingkal-pingkal – dan nggak lama kemudian, si Oma datang dengan membawa ranting pohon. Ini cuma salah satu keisengan si Oma yang memancing tawa dan bikin kita cucu-cucunya makin cinta dan betah.

Kalau bicara mengenai keisengan si Oma rasanya nggak ada habisnya, ada satu cerita lagi mengenai salah satu sepupu yang sangat amat takut campur jijik dengan kepala ayam. Satu hari, si Oma rupanya menyimpan kepala ayam di kulkas. Sepupu yang kalau tidur dengan gaya tangan disisipkan dibawah bantal ini nggak ngerti dan engeh kalau malam itu akan dikerjain sama si Oma. Pas masuk waktu menjelang tidur, disisipkan lah si kepala ayam di bawah bantal. Cerita selanjutnya bisa terbayangkan?

Back to the main topic : Percaya nggak kalau dengan tertawa kita akan awet muda? Asal jangan hal-hal yang nggak lucu jadi bahan tertawaan dengan tujuan awet muda – itu sih artinya jadi cynical. Atau nggak ada apa-apa ujuk-ujuk ketawa sendiri – itu sih artinya udah ada yang nggak beres sama diri kita. I do dan menurut Dr. Kataria : People do exercise for all the muscles of the body, but there is no regular exercise designed for facial muscles. Laughter is an excellent exercise for your facial muscles. It tones up the muscles of the face and improves facial expressions. When you laugh, your face becomes red due to an increase in blood supply, which nourishes the facial skin and makes it glow. Laughing people look more cheerful and attractive. By squeezing the tear glands through laughter, it moistens the eyes adding a little sparkle to them. Laughter exercises the abdominal muscles and helps to improve muscle tone of those with pot bellies. Sekarang percaya donk? Kalau dengan tertawa kita jadi awet muda.

Ingat ketawa sampai perut isi sakit dan keluar air mata jadi makin kangen sama si Oma. Ma, Syl kangen sekangen-kangennya. Tahun ini akan masuk ke tahun ke-8 sejak Oma ‘pergi’ satu hal paling pedih kalau pulang ke Bogor *baru juga keluar dari tol* rasa lengang dan perasaan kehilangan akan sesuatu *perasaan ada yang hilang, ada yang kurang, ada yang nggak lengkap* tetap ada. Miss you, Ma.

Jadi sedih deh tuh, mmmh *tarik napas panjang* – eh kita kan bicara mengenai tertawa ya tadi. Anyway, baru engeh juga kalau ternyata selama masa SMA rasanya waktu lebih banyak dipakai main dengan sepupu, les dan les dan les lagi – daripada main dengan teman sekolah. But, I managed to get in touch with some of my high school buddies loh dan teman-teman di tempat kerja yang lama dulu via Friendster – baru merasakan ‘Magic‘ nya Friendster nich.

Pertanyaannya sekarang :

When was the last time that you had a big laugh ?

Have you experienced the magic of Friendster like me ? Found your old friends whom could make you smile and laugh ?

————————————-

Mohon Informasi !

Seorang teman jauh berkewarganegaraan Jerman yang termasuk salah satu korban yang selamat dari bencana Tsunami di Phuket, Thailand – mempunyai niatan untuk menjadi orang tua asuh untuk anak-anak korban bencana Tsunami di Aceh. Bersama ini saya memohonkan informasi dari teman-teman, jika mengetahui wadah yang dapat dipercaya untuk menyalurkan niatannya dan sewaktu-waktu dapat pula bertatap muka langsung dengan anak-anak asuhnya. Mohon agar meninggalkan pesan di comment box dan email address yang lengkap. Terima kasih banyak sebelumnya.

32 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *