the story of a lady and a young woman

Pabrik-pabrik lainnya

Filed under: Emak-General | Tags: | October 7th, 2004
Post

Pabrik Pakaian Dalam Wanita
Masih liputan kunjungan ke pabrik-pabrik yang Syl kunjungi beberapa minggu yang lalu, dimulai dengan pabrik pakaian dalam (baca : beha) tradisional. Disebut tradisional karena bahan yang dipakai dalam pembuatan pakaian dalam ini masih berupa kain katun biasa. Dimana kebanyakan pakaian dalam khususnya yang satu ini biasanya terbuat dari bahan yang terbuat dari campuran nylon dan karet.


Kunjungan yang ini mengingatkan akan Nek Uyut nya Cemara. Bordiran yang dihasilkan dari pabrik ini halus, manis designnya dan terbuat dari bermacam warna pilihan. Rasanya kesempatan untuk masih bisa merasakan dibungkus dengan buatan tradisional ini sangat sayang untuk dilewatkan – mengingatkan diri untuk menambah satu macam barang di daftar belanjaan yang harus dibeli saat pergi ke pasar. Harga di pasaran berkisar dari Rp. 5,000 ke atas.

Letak pabrik ini berada di lokasi yang agak kumuh dan padat penduduknya. Dari ukuran pabrik yang bisa dikagegorikan sebagai industri rumah tangga ini, tidaklah begitu besar – penuh sesak, panas tetapi Syl masih bisa mendengar beberapa pekerja bernyanyi-nyanyi kecil sambil menjahit. Senyum tidak pernah lepas dari mereka kalau melihat orang asing yang datang. Hampir semua pegawai adalah perempuan dan masih remaja. Menurut guide kami, sang empunya pabrik tidak memungut biaya apa pun untuk para remaja yang berminat mempelajari ketrampilan membuat pakaian dalam tradisional ini. Setelah mempunyai ketrampilan – mereka dapat membuka usaha sendiri tentunya kalau mempunyai modal atau bekerja di pabrik ini. Tapi setidaknya sudah tercipta pekerja dengan ketrampilan menjahit, membordir dan sejenisnya kalau pun mereka tidak bekerja di pabrik pakaian dalam.


Kiri : Bagian Cup dari pakaian dalam tradisional
Kanan : Pakaian dalam yang telah jadi dan siap dipasarkan

Pabrik Lilin
Berikutnya Syl mengunjungi tempat pembuatan lilin yang lokasinya sama dengan pabrik permen plum yang telah diceritakan sebelumnya. Syl belum pernah lihat proses pembuatan lilin sebelumnya, sehingga tidak dapat membandingkan apakah proses pembuatan lilin di tempat ini masih tradisional. Begitu masuk ke pabrik ini, terdapat tungku besar tempat membakar parafin dan barisan mesin pencetak lilin yang terbuat dari besi dan kayu jati. Mudah-mudahan dari photo-photo dibawah ini dapat memberi gambaran proses pembuatan lilinnya :


Kiri : Mesin cetakan lilin dengan lubang tempat untuk memasukkan parafin cair
Kanan : Mesin cetakan lilin dengan gulungan sumbu dibagian bawah kanan


Lilin yang telah kering tersembul keluar dari mesin


Barisan lilin siap potong

Setelah kering di mesin tersebut ada pegas yang kalau di’engkol‘ akan keluar lilin-lilin yang telah jadi dari barisan lubang diatas – lengkap dengan sumbunya. Lilin-lilin tersebut siap dipotong. Proses ini terlihat di photo di atas.

Pabrik Payung Kertas
Jenis payung tradisional ini juga banyak dijumpai di tanah air. Untuk Syl melihat proses pembuatannya masih sangat menarik karena bagian dalam payung, dihiasi dengan benang warna-warni seperti yang terlihat di photo di bawah ini.


Cantik kan ?


Payung yang masih polos sedang diberi lubang

Tempat Pengasahan Tradisional Batu ‘Jade’
Masih di lokasi tempat pembuatan payung kertas, ada sebuah rumah yang mengusahakan pengasahan batu ‘Jade’ dengan cara yang masih sangat tradisional. Mungkin di tempat lain, proses pengasahan berjalan sama, hanya saja mempergunakan mesin. Di rumah ini proses pengasahan masih mempergunakan tenaga manusia dengan cara menggerakan mesin dengan kaki seperti yang terlihat di bawah.


Mesin asah yang digerakkan dengan kaki


Kiri : Barisan Mamang yang sedang mengasah
Kanan : Batu yang ditempelkan pada bambu sedang diasah

47 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *