the story of a lady and a young woman

Pasar Malam

Filed under: Emak-General | Tags: | February 22nd, 2005
Post

Jalan-jalan yuk…. Kali ini I will take you out to pop down to one of Mandalay’s Night Markets. Ready? Off we go now ya :

Sebenarnya Pasar Malam ini selalu ada di sekitar kota Mandalay – hanya saja berpindah-pindah tempat seperti layaknya rombongan sirkus. Orang disini biasa menyebutnya Pagoda Festival – dimana setiap Pagoda mempunya jadwal Festival sendiri-sendiri. But, I love to call it ‘Pasar Malam’ karena suasananya mengingatkan akan keramaian di tanah air back years ago : suasana keramaian jika ada pemutaran Film Layar Tancep (Hey, I loved keramaian Layar Tancep so much – I spent my early childhood in a village at the foot of Mount Salak) atau keramaian jika ada orang yang punya hajatan dan nanggap Orkes atau mungkin juga seperti Ngibing. Mungkin kalau di Jawa Tengah ada yang nanggep Wayang Kulit dan masih banyak jenis hiburan lainnya yang biasa ditanggap kalau orang hajatan. Suasana seperti layaknya keramaian yang dilangsungkan di tempat open air. Yes, being here in Mandalay, Myanmar – banyak me-rewind memory masa lampau – I am so lucky and grateful for having a chance to be here.

Sangat mudah sekali untuk mengetahui jika ada keramaian Pagoda Festival di Mandalay. Kalau dari kejauhan sudah terlihat banyak jajaran berbagai macam tukang kue, jagung bakar dengan banyak lampu extra di pinggir jalan berarti disana pasti ada Pasar Malam (see the above picture on the left). Mandalay adalah sebuah kota kecil dan kegiatan keriaan tidak begitu banyak – makanya di setiap Pasar Malam seperti ini pengunjungnya pasti packed. It has been quite a while that I haven’t been in a good crowed like that night. Asli rame banget, I enjoyed the evening so much.


Setelah ngiler berat melihat jajaan kue-kue yang bererot, di pintu masuk ke Pagoda ada yang jual topeng kertas aneka warna, ada topeng Batman, Spiderman, Power Rangers – sayangnya nggak ada topeng Power Rangers yang Pink which I could buy for Cemara. Ada juga tukang balon yang sudah dibentuk – warna warni banget dan so eyed catching.


Ternyata di dalam banyak sekali stand-stand permainan. Hey, the atmosphere on that night reminded me of Jakarta Fair – waktu jamannya masih di Monas. Mmmh, jadi ingat the Pink Cotton Candy (Gulali) yang ukurannya hampir setengah badan Syl waktu kecil dulu – and pas mau pulang watching si Mamang Kerak Telor. Jaman dulu penjual Kerak Telor sudah lumayan langka, apalagi sekarang ya? Eh, tapi kayanya masih ada di Tukang Nasi Uduk di Kebon Kacang kalau nggak salah inget. Salah satu permainannya ada yang tampak di photo diatas. Ada kertas putih yang sudah ada kotak-kotaknya dan tiap kotak ada hadiahnya, seperti rantang stainless steel, sabun colek, soft drinks dan sebagainya. I can’t squeeze myself in to know the rules of the game, karena penuh banget euy.


Oh ya, ada satu jenis permainan lainnya adalah seperti photo di kiri atas ini. Namanya apa ya ? – Mmmmh, is it a sign of getting older? Whereby I can not remember a single clue on this particular game. If you know, please lemme know ya – nama permainan ini – both in Bahasa and English. Biasanya dulu suka ada di Ding-Dong diantara deretan machines games pinball dan sejenisnya. Bentuknya biasanya berupa deretan boneka dengan kostum pemain bola. Dan photo yang disebelah kanan adalah sejenis Merry Goes Around yang diputar dengan tenaga sang empunya permainan tentunya. Jadi inget jaman kecil dulu kalau pergi ke Taman Ria Remaja di Senayan, seneng banget naik Cangkir yang bisa ditengahnya ada seperti steering yang bisa kita putar atau naik sepeda air – pulangnya beli mainan busa-busaan yang dikemas dalam satu tempat plastik yang terbuat dari tempat obat dibungkus berikut kawat untuk tiupannya. Any of you spent some of your time during childhood in this Taman Ria Remaja Senayan?

Hey, talking about childhood – just now we just received a box of Almond Butter Candy, a homemade one from one of Papap’s regular guest who just arrived from the States. The last time we had this few months back I keep on asking myself while munching them in my mouth. I have tasted the same sensasion of this Butter Candy before – but hardly remembered what was it. Tonight, I knew it – the Candy I used to have back years ago. Permen Chelsea dengan merek Meiji. Wow! Masih ada yang jual nggak ya back home? Eh, waktu kecil dulu pernah nggak punya pemikiran seperti : “One day nanti kalau sudah punya uang sendiri – mau beli all those sweets yang enak-enak!” – tapi dilarang beli banyak-banyak sama orang tua, dengan alasan nggak bagus untuk gigi atau uang jajan mepet banget. This was one of the things I wished. Kalau si Papap sudah kesampaian tuh katanya, beli Coklat Silver Queen berbatang-batang dan makan sepuas-puasnya.


Back to Pasar Malam Story ah. Satu jenis permainan lagi ya? Mudah-mudahan belum bosan baca postingan kali ini yang agak panjang. Permainan ini mudah banget : menjepret barisan burung hantu yang berwarna shocking pink (lihat photo kanan) dengan karet gelang – hanya saja ukurannya kecil-kecil banget – jadi lumayan susah juga. Hadiahnya, sabun colek dan lokal soft drink. One thing that catched my eyes while stopping by : seorang anak kecil sedang tidur nyenyak dibalik selimut coklat berbunga – tidak terpengaruh suasana hingar bingar disekelilingnya, anak si Ibu yang punya stand permainan ini.

I hope you enjoyed the “Pasar Malam” and a little bit of flash back story of my childhood.

34 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *