the story of a lady and a young woman

Random Things

Filed under: Emak-General | Tags: | October 27th, 2004
Post

Keterangan photo:
Warung Serba Ada, kualitas photo tidak terlalu jelas karena diambil dari dalam mobil yang dalam keadaan jalan. Warung tersebut menjual berbagai macam kebutuhan, mulai dari bahan pakaian, minyak, bumbu masak dan masih banyak lagi. Mengingatkan akan deskripsi warung yang Papa tulis dalam bukunya, Ketika Merah Putih Terkoyak.

  • Tadi malam, kami menjadi tuan rumah dalam acara makan malam untuk Consulate General India yang habis masa tugasnya dan akan menjalani masa pensiun. Acara dimulai pukul setengah delapan malam dan selesai sekitar jam sepuluh malam. CG, begitu biasa kami memanggil Bapak Consulate General, sarat akan pengalaman dan kami berdua merasa sangat beruntung dapat menjadi dekat seperti layaknya orang tua kepada anak-anaknya. Cerita-cerita beliau di berbagai tempat penugasan sangat menarik dan banyak sekali hal baru yang kami dapat. Mendengarkan beliau bercerita sambil makan malam, kembali benak ini terbang melayang, mengingatkan akan almarhum papa, senyumnya, tawanya, candanya jika tengah bercerita dengan anak, menantu dan cucunya.
  • Belakangan ini, Syl sering berkutat di depan komputer dan mencoba untuk memahami WordPress, blogtool baru yang sekarang dipakai untuk meng-admin weblog keluarga cemara. Suasana ruangan sunyi, sepi – yang terdengar hanya bunyi mouse, klik klik klik. Mmmh, untuk membuat suasana menjadi sedikit bersemangat Syl ambil kotak CD berisi kumpulan lagu-lagu mp3 milik almarhum bapak mertua. Syl tahu kalau lebih sering mendengarkan lagu-lagu beliau – rasa rindu ini semakin hebat, benak ini terbang melayang, mengingatkan akan almarhum papa mertua, senyumnya, tawanya, candanya jika tengah bercerita dengan anak, menantu dan cucunya.
  • Setiap sore, untuk awal pembuka puasa, Syl selalu menyeduh daun teh merek cap botol yang Syl bawa dari tanah air bulan April kemarin. Dan setiap aroma teh merebak, benak ini terbang melayang mengingatkan akan teko berwarna biru muda bermotif yang biasa disebut dengan teko burik. Rindu akan menyeruput teh dari daun teh merek cap botol yang sudah dingin dari teko burik ini – kenangan masa kecil.
  • Kemarin siang, Syl dan Cemara melewati pasar festival yang dilaksanakan setahun sekali dalam rangka ‘Lighting Festival’ di Mandalay. Keadaannya akan lebih indah kalau kami mengunjungi pasar festival tersebut di malam hari yang sarat pengunjung. Kami melihat komidi putar dan semacam bianglala kecil, benak ini terbang melayang mengingatkan akan masa kecil – bermain komidi putar di taman ria monas.
  • Penataan jalan-jalan di Kota Mandalay sama dengan penataan jalan-jalan di Kota New York, semua jalan diberi nomor seperti 80th street, 78th street – dan mereka menyebut ‘quarter‘ untuk setiap RT (rukun tetangga). Di setiap ‘quarter’ biasanya ada sumur yang dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari warganya, mulai dari mandi, mencuci baju dan lain-lain. Mmmh, kembali benak ini terbang melayang mengingatkan akan pompa tangan yang disebut pompa kodok.

Alhamdulilah, puasa kami di Mandalay berjalan dengan lancar walau sudah diselingi kesiangan dan terlambat bangun untuk makan sahur. Cemara sedang libur satu minggu sekarang, dan sudah mulai puasa sehari penuh. Sebagai office manager di keluarga (office dibaca = dapur, manager dibaca = tukang masak) ingin rasanya menghidangkan menu buka puasa yang seperti syrup marjan cocopandan, es tape, kolak dengan campuran kolang-kaling, cendol dan cincau hijau (Mmmh, I wish all these stuff are available here).

Sekali lagi, selamat menunaikan ibadah puasa – semakin lama puasa ini menjadi semakin nikmat.

39 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *