the story of a lady and a young woman

(Seri #20) : Photo Bercerita

Filed under: The story behind | Tags: | February 23rd, 2006
Post


Klik photo untuk ukuran lebih besar

Judul : Padaung Long Neck Lady (#1)

Ini merupakan salah satu hasil perjalanan Photo Hunting ke Shan State yang precious. Surprisingly, berhasil bertemu dengan Padaung Tribe Long Neck Ladies di Nyaung Shwe. Lokasi tempat tinggal suku Padaung aslinya terletak di perbatasan antara Myanmar dan Thailand di Kayah State.

Hati ini cenut-cenut, gelisah tidak keruan ketika bertemu mereka. Rasanya ikut merasakan beratnya lingkaran-lingkaran yang ada pada leher mereka yang jumlahnya bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Tapi, mereka sudah terbiasa – lihat saja Ibu yang di atas, senyumnya sumringah sekali meskipun harus membawa beban sekitar 25 lilitan besi kuningan di lehernya.

In fact, she laughed a lot when I talked to her in my broken Burmese, maybe the way I pronounced the words sounded so funny for her. She tried to correct some words for me. For ethnics jewelries lovers and collectors, you will be pleased since they sell lots of them.

Mulut mereka juga tidak dapat terbuka lebar dan nada bicaranya juga
agak sulit dimengerti karena kemampuan mulut untuk dapat bergerak bebas ketika berbicara sangat terbatas.

Syl kurang fokus ketika mencoba mengambil photo mereka. Kepingin ambil photo karena kesempatannya langka sekali, tapi tidak tega kesannya mereka aneh. Rasa risih sungkan mulai timbul, semuanya bercampur jadi satu. Sekali lagi, mereka sudah terbiasa, tersenyum terus sambil mencoba menawarkan kain tenun dan jewelries khas suku Padaung, berpose manis untuk diambil gambarnya bahkan menawarkan diri untuk mengambil alih kamera jika Syl ingin berpose bersama mereka. Secara halus, Syl menolak.

Para pria dari Suku Padaung percaya bahwa semakin panjang leher para wanita Padaung, semakin sexy dan sensual wanita tersebut.

Kalau diperhatikan lebih seksama, bukan leher mereka yang menjadi panjang, tetapi tulang bahu mereka yang melengkung ke bawah.

Finally, after nearly 5 years living in Myanmar I finally met them in person.

5 Responses

  • Pingback: atta

  • Pingback: -ari-

  • Pingback: alaya

  • Pingback: kumala

  • Pingback: Durin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *