the story of a lady and a young woman

Liburan : Pattaya, Bangkok (The End)

Filed under: Emak-General | Tags: | September 27th, 2004
Post

Berikut cerita lanjutan dari liburan kami ke Thailand diakhir bulan Agustus hingga awal September. It was a short trip, di bagian ke-4 masih bercerita di seputar Tiger Zoo yang terletak di daerah Sriracha – tidak begitu jauh dari kota Pattaya. Nah, ketika masuk ke Zoo ini kita disambut dengan tulisan ‘Happy Family’ and these are the scenes we saw :


Title : Happy Family !
Left : Ibu Tiger dengan bayi babi
Right : Ibu Babi dengan bayi tiger

Kami bertiga perpose dengan baby tiger, cuma photonya yang jenis pollaroid gitu dan my camera nggak dikasih ke orang yang jaga disitu – lupa euy. Plus Syl tegang banget dan kebagian pegang botol dot susu si baby tiger yang dipangku di paha kita bertiga. Cemara seperti biasa santai aja tanpa terbersit rasa takut barang sedikit pun.


Setelah itu giliran bagian buaya, ada statistik jumlah buaya di Zoo tersebut dari tahun ke tahun dengan mendisplay jumlah telurnya, it shows that jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. Terus juga ada miniatur sebuah kelas di sekolah yang muridnya semua buaya kecil. Nggak ngerti apa ini buaya beneran yang diair kerasin atau boneka biasa. Cemara gave us another surprise ketika kita tiba di bagian photo section, kali ini dengan baby buaya. “He’em, Ma – mau diphoto dengan baby crocodile”, she said. The picture is shown on the left. Afterwards, kita juga lihat Scorpion Queen, yang photonya ada di kanan atas. She is included in the Guiness Book of Records menurut papan yang tertulis di entrance gua tempat dia mangkal.

Setelah selesai di bagian buaya, kita lihat ular yang sudah diceritakan di Part 4 dan di bagian ini kita juga lihat ‘Bambi’ yang biasa banyak di halaman Istana Bogor. Duh, jadi kangen Bogor, kangen rumah, kangen pulang. Terus, juga ada Wallabies – jadi ingat Ibu Ray of Townsville. The picture is shown above on the left. Dari situ kita nonton Crocodile Show – bisa dilihat di photo yang disebelahnya.

Nah, after Crocodile Show kita lihat Tiger Show – jadi acaranya semacam sirkus gitu. Kok, Syl nggak suka banget ya lihat acara sirkus begini. Tigernya kayanya takut banget sama pawangnya, duh pokoknya kasihan. Sudah dada ini cenut-cenut lihat Tiger Show, ada lagi another show yang isinya monyet dan 2 orang utan. Duh… makin nggak tega banget lihatnya. Makanya I did not take any pictures at all. Setelah show ini, perjalanan lanjut ke Bangkok, tujuan pertama ke Hotel tempat kami tinggal di Novotel Bangkok on Siam Square.


Setelah urusan check-in selesai, dan tukar kamar lagi setelah dapat kamar yang pertama, karena bau rokoknya keras banget. Urusan semua selesai, langsung keluar cari makan siang. After lunch, nyemil our favorite otak-otak goreng pakai saus asam-manis. Nggak ketinggalan beli mangga muda dan jambu kelutuk yang sudah dipotong-potong untuk cemilan di Hotel kalau malam. Karena kami tinggal di Mandalay yang tidak ada resto junk food seperti McD, KFC dsb – jadi once ada kesempatan keluar Myanmar, resto-resto junkfood inilah yang kami serbu.

Salah satu tujuan utama ke Bangkok juga sekalian ke dokter di Rumah Sakit Bumrungrad. Sekeluarga ada yang perlu dicheck and recheck . Urusan Rumah Sakit selesai, tinggal beli stock obat persediaan untuk di Mandalay dan cari bahan masakan Jepang untuk easy quick cooking for Cemara’s lunch box untuk pergi sekolah.

During our stay, we met an old friend yang dulu tinggal di Yangon dan sekarang tinggal di Bangkok. In one evening after Cemara went to bed, we went together to Hotel Conrad Bangkok, we went there also last year to enjoy the black american lady singer in the Diplomat Bar. Papap requested the song of Wind Beneath My Wings nya Bette Midler untuk dinyanyikan dalam versi Jazz. Duh, enak banget dan for us yang tinggal di kampung, jadi more appreciate this kind of situation. Dari Conrad Bangkok, kita pindah ke Spasso, located at Grand Hyatt Erawan Bangkok. My friend told me that they just have a 6 pieces band newly arrived from Canada. So, we checked it out and bagus juga bandnya.

Cemara really shopped a lot on books while we were there. And, we promised her that she could buy one Barbie Doll since her last school report was good. Nah, when she had 15 books and 1 Barbie doll with her – she did not want to go out with me and Papap anymore. She prefered to stay in the Hotel Room with some food for her lunch/dinner and snacks. Makin kesini, I notice that she does not like to go with me to have a look on clothing, shoes etc., she let me to choose any kind of cloths or shoes based on my taste, and she rather find any space where she could sit down and wait while reading a book. But, whenever we passed one bookshop, don’t argue with her, she definetely wanted to stop or asked us to leave her there alone for certain time while we could continue with our window shopping.

One of the reasons we choosed to stay in Siam Square Area, it is very near to find restaurants, cafes and walking distance to the Sky Train Station. It seems the Siam Square area is famous among students, in the afternoon we always saw a lot of students strolling around in this area. The shops are also very cute and many small boutiques. It was 2 years ago, I met our singer, Shanty where she did her shopping in this area. Here are some of the shops which are so eye cathing to me :


Akhirnya tiba juga hari keberangkatan kembali ke Myanmar. Di Airport kita ketemu Dubes Indonesia dan Ibu yang berkedudukan di Yangon beserta orang ke-2 beserta ibu. Jadi bareng pulang ke Yangonnya. Dari Bangkok ke Yangon (ibu kotanya Myanmar) kan hanya 1 jam 15 menit – cepet kan. But, we had the worst turbulence we have ever had before. It was the worst flight pokoknya. One stewardess bisa terbang beserta nampan berisi minumannya, dan jatuh tengkurap right disamping si Papap. Langsung tangan ada diangkat ke kepala seperti posisi mau squad jump and her face gave a signal to the passengers that everything will be ok.

After that turbulence, we could feel a particular sound, as if it was raining heavily outside and can feel it that the place flew quite low. Papap wrote a compliment letter from the form in which available at our seat on that particular stewardess. Last week, we received a thank you letter from Thai Airways for sending us such compliments. A bit surprise to receive such letter – since, it is just such a big organization and they managed to reply.

Tiba di Yangon langsung menuju Sedona Hotel Yangon. Besok paginya Papap langsung ke Mandalay while Syl and Cemara stays for another 3 nights in Yangon karena jatuh di akhir pekan.

Cemara main ke rumah temannya dulu waktu sekolah di Sekolah Indonesia Duta Teruna di Yangon pas kelas 2. Syl berguru sama Ibu Iis on Sate Madura dan did sroll around in Scott Market in Yangon. I managed to take a picture of ‘Mesin Timbangan’ jaman dulu yang kalau kita timbang badan akan keluar karton kecil dengan angka berat badan kita tercetak diatasnya. Sudah langka banget nich mesin seperti diatas. Enjoy the picture, guys (please see above).


Syl sempet enjoy juga main ‘congklak’ sama anak-anak Indonesia yang tinggal di Indonesian compound – duh, reminds me of my childhood. Cemara juga berkesempatan belajar main congklak dan sekarang lagi minta dibikinin nich. To refresh our childhood memory – I took the above picture for all of you.

Akhirnya hari Minggu siang after lunch, Syl and Cemara terbang ke Mandalay and the holiday is over.

29 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *